A. Pengertian :
Lakmud adalah pelatihan yang menekankan pada pembentukan watak,
motivasi pengembangan diri dan rasa memiliki organisasi dan keterampilan
berorganisasi serta upaya pembentukan standard kader.
B. Tujuan
Umum : menciptakan kader IPNU yang berpegang teguh terhadap ajaran
Islam ahlussunnah wal jama’ah, mempunyai kesadaran sosial yang tinggi,
memiliki pengetahuan yang mendalam dan ketrampilan yang memadai dalam
berorganisasi.
Khusus :
Memahami prinsip dan menumbuhkan sikap tanggungjawab terhadap
terlaksana nya ajaran Islam ahlussunnah wal jama’ah secara utuh menurut
NU yang dirujudkan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
Memahami prinsip organisasi dan kepemimpinan.
Mempunyai kemampuan untuk memahami dan memecahkan masalah serta tehnik pengambilan keputusan yang tepat.
Mempunyai pengetahuan dasar dan sikap loyalitas yang tinggi terhadap cita-cita organisasi.
Memiliki perangkat metode analisis sosial dasar.
Memahami terhadap secara kritis problematika pendidikan di Indonesia
Memiliki sensitivitas gender
C. Target :
Menghasilkan kader-kader yang memiliki integritas kepribadian, berwawasan luas, kritis serta mampu mengembangkan organisasi
Menghasilkan kader yang militan, disiplin dan memiliki rasa kebersamaan yang tinggi
Terbentuknya kader yang mempunyai sensitivitas gender
D. Penyelenggara, peserta dan waktu :
Penyelenggara
LAKMUD diselenggarakan oleh PAC atau PK, atau diselenggarakan secara
bersama oleh beberapa PAC. Jika PAC tidak mampu, maka LAKMUD boleh
diselenggarakan oleh PC.
Peserta
Peserta adalah pernah mengikuti makesta dengan menunjukkan bukti sertifikat
Pernah mengikuti forum-forum follow up Makesta minimal 2 kali pertemuan
Peserta sebanyak-banyaknya adalah 40 orang
Waktu
Alokasi waktu penyelenggaraan 30 jam efektif (minimal 3 hari)
Perkenalan
Pokok bahasan :
Perkenalan identitas peserta dan pelatih, seperti nama, alamat, status, hobbi dll.
Tujuan :
Tercapainya suasanan interaksi yang hangat, akrab dan saling terbuka
diantara sesama peserta dan antara peserta dan Pelatih, sehingga
memungkinkan berlangsungnnya kegiatan pelatihan yang partisipatif.
Tercapainya suasana yang membantu peserta untuk saling membuka diri dan
saling memahami, sehingga mempermudah proses interaksi antara sesama
peserta pada acara-acara berikutnya.
Metode :
Permainan kartu bergambar
Media :
Kertas manila
Pulpen
Kertas plano dan spidol
Waktu :
120 menit
Proses kegiatan :
Peserta duduk melingkar tanpa ada yang menghalangi.
Pelatih menerangkan maksud dari materi perkenalan ini, setelah itu membagikan kertas kepada setiap peserta.
Setiap peserta menggambarkan dirinya dalam bentuk apapun (sketsa,
lukisan, kata-kata, dll) kedalam kertas itu, misalnya nama, tempat
tinggal, pekerjaan, orang-orang disekitarnya, hobi dsb. Gambar tidak
harus bagus yang penting kita dapat mengetahui sesuatu tentang orang
yang menggambarkannya.
Setelah selesai, semua kertas dikumpulkan menjadi satu, masing-masing
peserta mengambil satu kartu lalu dia harus menebak gambar itu milik
siapa dan menceritakan apa yang dilihat dalam kartu tersebut.
yang merasa membuat kartu tersebut dipersilahkan kedepan untuk menambah keterangan gambarnya.
Peserta lain diharapkan mengajukan pertanyaan mengenai gambar tersebut. Begitu seterusnya sampai semua kartu peserta terbacakan.
Pelatih melalui pertanyaan-pertanyaan intensif merangsang tiap peserta uantuk bercerita mengenai dirinya sendiri.
Setelah selesai semua untuk perkenalan, pelatih menjelaskan arti permainan tadi kemudian menutup acara.
2. Pre-test
a. Pokok bahasan :
1. Pengetahuan tentang organisasi IPNU, NU (Aswaja) serta organisasi pelajar yang lain.
2. Pengalaman organisasi :
q Pelatihan yang pernah diikuti
q Organisasi yang pernah diikuti
3. Keinginan diri:
q Tujuan dan harapan mengikuti Lakmud
q Tujuan dan harapan menjadi anggota IPNU
b. Tujuan :
1. Mengetahui sejauh mana pengetahuan dasar peserta tentang IPNU, NU serta organisasi pelajar yang lain.
2. Mengetahui keinginan dan harapan peserta dalam mengikuti pelatihan ini
c. Metode :
1. Angket
2. Brainstorming
d. Media:
1. Kertas manila (3 warna)
2. Kertas plano
3. Spidol
e. Waktu:
Alokasi waktu 60 menit
f. Proses kegiatan :
1. Pelatih membagikan 3 kartu warna (merah, kuning, hijau) yang telah terisi dengan beberapa pertanyaan kepada setiap peserta.
2. Pelatih memberikan waktu selama 15 menit untuk menyelesaikan jawaban dimasing-masing kartu.
3. Setelah semua selesai, Pelatih meminta kepada peserta untuk mengumpulkan semua jawaban kedepan sesuai dengan warna kartu.
4. Pelatih mengidentifikasi kartu-kartu tersebut sesuai dengan kategorinya masing-masing.
5. Setelah teridentifikasi berdasarkan kategorinya, Pelatih memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanggapi .
6. Kegiatan pada point 5 dan 6 dilakukan untuk 3 kertas warna ,dimasing-masing kertas warna yang sama.
7. Pelatih menyimpulkan hasil dari kegiatan tersebut setelah itu menutup acara.
3. Analisa Diri
a. Pokok bahasan :
Mengenal diri, atau akan keinginan diri, sadar akan kekurangan dan
kelebihan diri dan orang lain serta sadar akan perlunya keterbukaan.
b. Tujuan :
Agar peserta dapat lebih rendah hati, setiap orang menghargai
kekurangan dan kelebihan masing-masing, yang akhirnya menciptakan
suasana terbuka diantara semua peserta.
c. Metode :
1. Role play
2. Brainstorming
d. Media :
1. Kertas plano dan spidol
2. OHP
e. Waktu :
Alokasi waktu 120 menit
f. Proses Kegiatan
a. Pelatih menjelaskan sekilas tentang esensi materi analisa diri.
b. Selanjutnya pelatih membuka dengan cerita atau contoh kasus seorang
yang mau mengenal diri sendiri dan tidak mengenal diri sendiri. Orang
yang mampu mengenal diri sendiri terbuka untuk melihat kelemahan dan
kekuatan diri sendiri maupun orang lain. Hal ini terkait dengan
keinginan kita dalam berproses di suatu organisasi. Oleh karena itu
selanjutnya pelatih menanyakan kepada peserta apakah kita perlu mengenal
diri kita sendiri
c. Selanjutnya pelatih mengajak peserta untuk melakukan analisa diri dengan menggunakan “spiral pertumbuhan”.
d. Dalam penjelasan spiral pertumbuhan ini pelatih menjelaskan tahap
demi tahap dengan disertai beberapa contoh kasus. Secara berurutan
tahapan spiral pertumbuhan sebagai berikut:
1. Menggali dari peserta perasaan apa yang timbul waktu ditunjuk untuk
ikut latihan atau ketika ia memasuki suatu peers group baru. Semua
jawaban peserta ditampung kalau ada peserta yang menjawab ragu-ragu,
khawatir, sedikit cemas dll. Pelatih menekankan bahwa perasaan tersebut
biasa dialami oleh setiap orang pada saat akan memasuki suasana atau
situasi baru. Selanjutnya pelatih menuliskan kolom di papan tulis atau
menempelkan kartu yang sudah bertuliskan:
KECEMASAN
2. Didasari hakikat bahwa manusia sebagai makhluk sosial, maka setiap
orang memiliki rasa cinta dan dan ingin bergabung dalam peer groups
atau sebuah organisasi sehingga hal tersebut merupakan keinginan
berkarya dalam kelompok.
BERGABUNG DALAM KELOMPOK
BERKARYA DALAM KELOMPOK
Pelatih menjelaskan kepa da peserta bahwa kita sekarang telah
tergabung dalam suatu peers group atau kelompok /organisasi dengan
ikatan kecemasan.
Dalam kelompok/organisasi ini kita bercer min apa yang dikatakan
orang lain tentang diri kita. Hal ini dapat me ngukur kemampuan dan
kekurangan kita dengan melihat dan memban dingkan kepribadian orang lain
di dalam ke lompok. Semua itu pada hakikatnya kita sedang mengenali
diri kita sen diri.
Selain itu di dalam kelompok, kita per lu memberikan sum bangsih atau
andil sesuai dengan Kapa sitas pribadinya ma sing-masing, mulai dari
pendapat, gagas an, serta mobilitas personal. Hal itu se mua merupakan
kar ya personal dalam berkarya dan ikut andil dalam kelompok/
organisasi.
3. Sikap dan tingkah laku yang ditampil kan dalam rangka berkarya
tersebut ternyata hampir se mua orang dihadap kan terhadap dua pilihan
terkait de-
ngan sikap berkarya dalam kelompok / organisasi. Maka pelatih menuliskan / menempelkan kartu yang bertuliskan
DITERIMA atau DITOLAK
4. Selanjutnya kita sebagai bagian dari kelompok yang ingin berkarya
mempunyai kebebasan untuk menentukan pilihan. Maka pelatih menempelkan
kartu yang bertuliskan :
BEBAS PILIH
Kita sebagai individu dapat menentukan sikap bebas memilih. Apakah
karena ditolak dan tidak senang itu kita melakukan BELA DIRI atau HADAP
DIRI.
5. Kemungkinan pertama adalah hadap diri, maka pelatih menempelkan kartu bertuliskan :
HADAP DIRI
Apabila pendapat atau karya kita dalam kelompok ditolak oleh kelompok
kita bisa hadap diri. Dalam arti akan menghadapi segala penolakan
tersebut dengan rendah hati dan diri terbuka yang dilanjutkan dengan
melakukan perenungan mendalam terhadap sisi positif penolakan tersebut.
6. Proses selanjutnya setelah kita melakukan evaluasi terhadap sikap
penolakan kelompok terkait dengan karya kita, maka kita akan memasuki
tahap berikutnya yakni :
TAHU DIRI
Tahap ini kita telah menemukan jawaban komprehensif terhadap
penolakan tersebut, sehingga kita akan tahu bahwa apa yang menurut kita
baik belum tentu baik untuk kelompok dan semua orang sehingga kita
mengetahui posisi diri kita dalam persoalan ini.
7. Tahap berikutnya dari tahu diri, maka kita akan memasuki tahap terima diri, maka pelatih menempelkan kartu yang bertuliskan :
TERIMA DIRI
Terima diri bukan berarti kita menerima segala sesuatu tanpa
kritisitas dan pemikiran, tapi menerima dalam batas-batas kemampuan
diri, batas-batas kemungkinan yang ada pada keadaan tertentu. Dalam
kasus pada karya yang ditolak, kita menerima kenyataan misalnya bahwa
ketrampilan menyampaikan masih terbatas, atau ada pendapat (karya) yang
lebih baik dari itu dan kita bisa belajar pada hal-hal yang lebih baik
tersebut.
8. Dengan terima diri kita dapat mengakui kelamahan atau keterbatasan
kita sendiri, serta sejauhmana kemampuan kita. Dengan segala
keterbatasn tetap memberi andil untuk kelompok. Maka pelatih menempelkan
kartu yang bertuliskan
TANAM ANDIL
Karena dengan demikian berarti kita telah memberikan pegangan pada
kelompok, agar masing-masing mengetahui apa dan siapa yang dihadapinya.
Dengan mengenal betul siapa yang dihadapinya, kelompok tahu bagaimana
menjalin kerjasama. Dan bila kita mengenal diri kita, kita tahu hal-hal
apa yang perlu ditingkatkan.
Sumbangan yang kita berikan dengan segala keterbatasan itu pada
hakikatnya adalah keterbukaan diri. Dan keterbukaan itu selalu
mengandung resiko, apakah orang lain mendekati dan menerima apa adanya
atau menjauh kita. Tetapi yang jelas sumbangan atau andil itu yang kita
berikan selalu memperkaya kelompok dan diri kita. Sehingga dengan
melakukan andil kita akan menghadapi kecemasan tadi. Dan beitu
seterusnya sehingga pertumbuhan/perkembangan manusia merupakan spiral
yag tidak berujung pangkal. Dengan hadap diri yang menjurus ke tahu diri
dan terima diri pada hakikatnya adalah keterbukaan diri yang berarti :
q Tahu kekuatan diri
q Menyadari kelemahannya
q Mau merubah kebiasaan yang kurang baik berarti pribadi berkembang.
Kemungkinan kedua
9. Bila pendapat kita ditolak oleh kelompok/peers group, seseorang
dapat memilih kemungkinan kedua yaitu bela diri, maka pelatih
menempelkan kartu yang bertuliskan :
BELA DIRI
Ini berarti kita merasa dirinya benar dan beranggapan kesalahan ada pada orang lain.
10. Orang yang selalu bela diri pada dasarny adalah menipu diri sendiri. Maka pelatih menempelkan kartu bertuliskan :
TIPU DIRI
Karena pribadi tipu diri tidak pernah mawas diri, tidak pernah
melihat dirinya sendiri, selalu melihat penyeab kesalahan ada di luar
dirinya. Akibat tidak dapat/tidak mau melihat kelemahan-kelemahan pada
dirinya.
11. Pada akhirnya pribadi seperti ini pada esensinya adalah menolak
dirinya sendiri, maka pelatih menempelkan kartu bertuliskan :
TOLAK DIRI
Artinya tidak mau menerima dirinya sendiri, yang pada akhirnya tidak akan pernah puas denan dirinya sendiri.
12. Akibat pribadi-pribadi demikian akan lari dari kenyataan dan
keadaan sebenarnya dan menjadi frustasi. Maka pelatih menempelkan kartu
yang bertuliskan :
L A R I
Pribadi-pribadi demikian kalaupun masih bergabung dalam kelompok,
segala tindakannya akan cenderung merusak, bukan ke arah yang baik. Bela
diri menjurus tipu diri dan tolak diri berarti
Dari sini pelatih bisa menanyakan kepada peserta mau pilih bagian
yang mana ketika ia menghadapi permasalahan serupa. Pelatih menekankan
bahwa setiap orang akan menghadapi kecemasan oleh karena itu peserta
diminta untuk selalu mawas diri. Selanjutnya pelatih meminta kepada
peserta untuk membuat daftar :
q Membuat daftar kekuatan dan kelemahan dirinya, lalu direnungkan apakah kelemahan itu dapat diperbaiki,
q Setelah peserta memiliki daftar tersebut, mereka diminta untuk
berbicara berpasangan dengan temah sebelahnya. Dalam pembicaraan itu
masing-masing mengemukakan isi daftar kekuatan dan kelemahan yang sudah
dibuat.
Selanjutnya pelatih memberikan ulasan garis besar dari kegiatan ini diakhiri dengan penutup
4. Kontrak Belajar
Pokok bahasan
Garis besar dan pokok-pokok materi latihan
Kebutuhan serta harapan pribadi dan kelompok tentang pelatihan serta perangkat pelatihan
Jadwal tentatif dan tata tertib latihan
Tujuan
Peserta mampu mengidentifikasi dan merumuskan kebutuhan terhadap materi latihan
Peserta dan pelatih menetapkan kesepatakan bersama tata cara pelaksanaan latihan
Metode
Diskusi
Brainstorming
Media
Papan tulis white board
Spidol dan kertas plano
Flep card
Waktu :
90 menit efektif
Proses kegiatan
Pelatih menjelaskan tentang tujuan dan target lakut secara singkat. Demi
terlaksananya pelatihan yang partisipatif maka, partisipasi dan peran
aktif seluruh peserta sangat dibutuhkan. Oleh karena itu kesepakatan
pelatihan harus dibuat bersama-sama
Pelatih membagi kartu kepada seluruh peserta, kemudian peserta menuliskan harapan dan kebutuhan selama proses pelatihan.
Pelatih mengidentifikasi kartu-kartu peserta sesuai dengan kategorinya dengan cara menempelkan kartu tersebut di papan.
Selanjutnya pelatih dan peserta membahas aturan main tentatif pelatihan
Pelatih menutup acara
5. Ke-IPNU-an
e. Pokok bahasan :
1. Tinjauan sosiologis dan strategis kelahiran IPNU
2. Peristiwa-peristiwa dan keputusan penting dari kongres ke kongres
3. Kebijakan-kebijakan strategis IPNU kedepan
4. Posisi dan peran IPNU dalam konteks kepelajaran dan konteks kemasyarakatan.
b. Tujuan :
Mengetahui kelahiran IPNU secara sosiologis dan strategis
Mengetahui perjalanan IPNU dari kongres ke kongres dengan keputusan pentingnnya.
Memahami kebijakan strategis IPNU ke depan
c. Metode :
1. Ceramah
2. Dialog
3. Brainstorming
Media :
1. OHP
2. Kertas plano dan spidol
e. Waktu :
90 menit
Proses Kegiatan
1. Pelatih membuka acara, kemudian menjelaskan secara singkat tentang materi yang akan dibahas sesuai dengan pokok bahasan.
2. Pelatih memperkenalkan nara sumber, selanjutnya pelatih mengadakan
warming up (pemanasan) dengan cara memberikan pertanyaan seputar materi
sesuai dengan pokok bahasan. Hal ini dilakukan untuk mengukur tingkat
pengetahuan peserta terhadap materi yang bersangkutan, sehingga nara
sumber dapat mempertajam pemaparan materi sesuai dengan kadar
pengetahuan peserta.
3. Pelatih mempersilahkan kepada nara sumber untuk memaparkan materi, dilanjutkan dengan dialog.
4. Pelatih mengulas secara garis besar pokok hasil dialog, selanjutnya
pelatih mempersilahkan kepada nara sumber meninggalkan ruangan, kemudian
diakhiri dengan penutup.
6. Ke-NU-an
a. Pokok bahasan :
1. Pengertian mabadi’ Khoiru ummah
2. Pengertian panca gerakan NU
3. Pengertian khittoh NU
4. Analisa NU dalam perkembangan/dinamika perjuangan
Tujuan :
Mengerti dan memahami mabadi’ khoiro ummah serta 5 gerakan NU
Mengerti dan memahami khittoh NU serta bagaimana menerapkannya.
c. Metode :
1. Ceramah dan tanya jawab
2. Brainstorming
3. Diskusi
Media :
1. OHP
2. Kertas planodan spidol
e. Waktu :
90 menit
f. Proses kegiatan :
1. Pelatih membuka acara kemudian memberikan penjelasan singkat
tentang pokok bahasan materi, selanjutnya pelatih mengadakan
brainstorming sekitar pokok bahasan materi.
2. Pelatih membacakan biodata nara sumber, selanjutnya mempersilahkan narasumber menyampaikan materi di lanjutkan dengan dialog.
3. Pelatih mengarahkan menuju kesimpulan, kemudian mempersilahka nara sumber meningalkan ruangan.
4. Selanjutnya membagi peserta dalam beberapan kelompok diskusi,
kemudian dipersilahkan peserta untuk mendiskusikan beberapa pokok
masalah yang diberikan oleh pelatih.
5. Hasil diskusi dipresentasikan di depan forum dipandu pelatih.
Kemudian pelatih mengulas garis besar hasil diskusi yang diakhiri dengan penutup.
7. ASWAJA
a. Pokok bahasan :
1. Pengertian madzhab dan sistem bermadzhab
Pengertian Taqlid, Ittiba’, Ijtihad dan istinbath dalam NU.
Memahami karakteristik 4 madzhab pada masalah fiqih
Pandangan aswaja terhadap jihad
b. Tujuan :
1. Memahami pengertian madzhab dan sistem bermadzhab
2. Memahami tentang taqlid, ittiba’, ijtihad dan istinbath dalam NU serta aplikasinya dalam kehidupan
Metode :
3. Ceramah dan tanya jawab
4. Brainstorming
5. diskusi
d. Media :
1. OHP
2. Kertas plano dan spidol
e. Waktu :
Alokasi waktu 90 menit
f. Proses kegiatan :
1. Pelatih membuka acara kemudian memberikan penjelasan singkat
tentang pokok bahasan materi, selanjutnya pelatih mengadakan
brainstorming sekitar pokok bahasan materi.
2. Pelatih membacakan biodata nara sumber, selanjutnya mempersilahkan narasumber menyampaikan materi di lanjutkan dengan dialog.
3. Pelatih mengarahkan menuju kesimpulan, kemudian mempersilahka nara sumber meningalkan ruangan.
4. Selanjutnya membagi peserta dalam beberapan kelompok diskusi,
kemudian dipersilahkan peserta untuk mendiskusikan beberapa pokok
masalah yang diberikan oleh pelatih.
5. Hasil diskusi dipresentasikan di depan forum dipandu pelatih.
Kemudian pelatih mengulas garis besar hasil diskusi yang diakhiri dengan penutup
7. Tradisi Perilaku Keagamaan NU
a. Pokok bahasan :
1. Tradisi NU, pengertian dan dasar hukumnya (tahlil, qunut,
diba’iyah, ziarah kubur, haul, tarawih 20 rakaat, adzan 2 dlm jumat,
talqin dll)
2. Fadzilah dan penerapannya
3. Khilafiyahnya
Tujuan :
Mengerti dan memahami tradisi NU serta dasar hukumnya berikut fadzilah dan penerapannya
Metode :
1. Ceramah
2. Dialog
d. Media :
1. OHP
2. Kertas planodan spidol
e. Waktu :
Alokasi waktu 90 menit
f. Proses kegiatan :
1. Pelatih membuka acara, kemudian menjelaskan secara singkat tentang materi yang akan dibahas sesuai dengan pokok bahasan.
2. Pelatih memperkenalkan nara sumber, selanjutnya pelatih mengadakan
warming up (pemanasan) dengan cara memberikan pertanyaan seputar materi
sesuai dengan pokok bahasan. Hal ini dilakukan untuk mengukur tingkat
pengetahuan peserta terhadap materi yang bersangkutan, sehingga nara
sumber dapat mempertajam pemaparan materi sesuai dengan kadar
pengetahuan peserta.
3. Pelatih mempersilahkan kepada nara sumber untuk memaparkan materi, dilanjutkan dengan dialog.
4. Pelatih mengulas secara garis besar pokok hasil dialog, selanjutnya
pelatih mempersilahkan kepada nara sumber meninggalkan ruangan, kemudian
diakhiri dengan penutup
8. Manajemen Konflik
a. Pokok bahasan
1. Pengertian manajemen konflik
2. Macam/model- model konflik
3. Tahap-tahap penyelesaian konflik
b. Tujuan :
Mengerti dan memahami pengertian konflik, manajemen konflik dan bagaimana menyelesaikannya.
c. Metode :
2. Brainstorming
3. Study kasus
4. Ceramah
d. Media :
1. OHP
2. Kertas plano dan spidol
a. Waktu
Alokasi waktu 90 menit
b. Proses Kegiatan :
1. Pelatih membuka acara dan membagi peserta dalam beberapa kelompok
2. Pelatih membagikan beberapa kasus pada masing-masing kelompok untuk diselesaikan.
3. Pelatih memberikan waktu selama 15 menit kepada masing-masing kelompok untuk menyelesaikan kasus yang diberikan.
4. Setelah semua selesai, pelatih memberikan kesempatan selama 10 menit
pada masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
5. Pelatih menjelaskan hasil dari diskusi kedalam materi pokok bahasan.
6. Pelatih memandu dialog.
7. Pelatih menutup sessi.
9. Manajemen Organisasi
Pokok bahasan :
Pengertian, fungsi dan manfaat manajemen
Manajemen organisasi non profit
Manajemen kepanitiaan
Tujuan :
Mengerti dan memahami fungsi, manfaat dan bentuk-bentuk manajemen
Mengetahui bagaimana memilih dan menerapkan manajemen yang tepat
Metode :
Brainstorming
Diskusi
Ceramah dan dialog
d. Media :
OHP
Kertas plano
Spidol
e. Waktu :
Alokasi waktu 90 menit
f. Proses kegiatan :
1. Pelatih membuka acara, kemudian menjelaskan secara singkat tentang materi yang akan dibahas sesuai dengan pokok bahasan.
2. Pelatih memperkenalkan nara sumber, selanjutnya pelatih mengadakan
warming up (pemanasan) dengan cara memberikan pertanyaan seputar materi
sesuai dengan pokok bahasan. Hal ini dilakukan untuk mengukur tingkat
pengetahuan peserta terhadap materi yang bersangkutan, sehingga nara
sumber dapat mempertajam pemaparan materi sesuai dengan kadar
pengetahuan peserta.
3. Pelatih mempersilahkan kepada nara sumber untuk memaparkan materi, dilanjutkan dengan dialog.
4. Pelatih mengulas secara garis besar pokok hasil dialog, selanjutnya
pelatih mempersilahkan kepada nara sumber meninggalkan ruangan, kemudian
diakhiri dengan penutup.
a. Pokok bahasan :
1. Pengertian dan tujuan komunikasi
2. Unsur-unsur komunikasi
3. Bagaimana menciptakan komunikasi yang efektif
4. Komunikasi verbal dan non verbal
5. Etika komunikasi
b. Tujuan :
1. Mengerti dan memahami tujuan serta komponen-komponen komunikasi
2. Mengetahui dan bisa menerapkan bagaimana komunikasi yang baik dan produktif.
c. Metode :
1. Ceramah
2. Brainstorming
3. Diskusi
d. Media :
1. OHP
2. Kertas plano
3. Spidol
e. Waktu
10. Komunikasi
Waktu 90 menit
f. Proses Kegiatan
1. Pelatih menerangkan secara singkat tentang pokok bahasan materi
yang dilanjutkan dengan memperkenalkan nara sumber kepada peserta.
2. Pelatih mengadakan brainstorming dengan cara menyampaikan beberapa
pertanyaan yang terkait dengan pokok bahasan, hal ini ditujukan untuk
mengukur tingkat pengetahuan peserta pada materi tersebut sebelum
pemateri menyampaikan materinya secara utuh. selanjutnya mempersilahkan
kepada nara sumber untuk menyampaikan materi, dilanjutkan dengan dialog.
3. Pelatih mengulas garis besar hasil dialog dan mengarahkan kepada kesimpulan
4. Pelatih menutup acara.
11. Kepemimpinan
Pokok bahasan :
Macam-macam leadership
Teori munculnya pemimpin di masyarakat
Pola kepemimpinan efektif
Tipologi kepemimpinan
Tujuan :
Peserta memahami karakteristik sosok dan citra diri seorang pemimpin
Peserta memahami bagaimana peran dan tanggung jawab seorang pemimpin
Metode :
Permainan
Penugasan
Diskusi
Media :
OHP
Kertas plano
Spidol
Waktu :
Alokasi waktu 90 menit
Proses Kegiatan :
Pelatih membuka acara kemudian membagi peserta dalam 4 kelompok
Masing masing kelompok memerankan seorang pemimpin yang otoriter, demokratis, liberal, laizezfaire
Setelah semua selesai, pelatih melontarkan beberapa pertanyaan mengenai
materi pokok bahasan yang berhubungan dengan tugas yang telah diperankan
Pelatih memaparkan hasil dari tanya jawab, permainan peran dan materi pokok bahasan.
Pelatih menutup acara
12. Scientific Problem Solving (SPS)
Pokok bahasan:
Pengertian dan fungsi SPS
Pengertian masalah dan langkah-langkah pemecahan masalah
Konsep dasar pengambilan keputusan
Praktek studi kasus
Tujuan:
Memahami pengertian dan fungsi SPS
Memahami apa itu masalah, cara menganalisa serta bagaimana langkah-langkah pemecahannya.
Memahami konsep dasar pengambilan keputusan.
Metode:
Study kasus
Curah pendapat
Ceramah
Media :
Kertas plano, spidol
Waktu :
Alokasi waktu 90 menit
Proses kegiatan :
Pelatih membuka acara dan membagi peserta dalam 2 kelompok besar
2. Pelatih membagikan beberapa kasus pada masing-masing kelompok untuk diselesaikan.
3. Pelatih memberikan waktu selama 15 menit kepada masing-masing kelompok untuk menyelesaikan kasus yang diberikan.
4. Setelah semua selesai, Pelatih memberikan kesempatan selama 10 menit
pada masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
5. Pelatih menjelaskan hasil dari diskusi kedalam materi pokok bahasan.
6. Pelatih memberi kesempatan beberapa pertanyaan.
7. Pelatih menutup acara.
13. Kerjasama
Pokok bahasan :
Pengertian dan tujuan kerjasama
Bentuk-bentuk kerjasama
Etika kerjasama
Tujuan :
Memahami pengertian dan tujuan kerjasama
Memahami bentuk-bentuk kerjasama serta etika kerjasama
Metode :
Permainan
Dinamika kelompok
Brainstorming
Diskusi
Simulasi
Media :
Kertas double folio
Lem
kertas plano
spidol
Waktu :
Alokasi waktu 90 menit
Proses kegiatan :
Pelatih membuka acara kemudian menerangkan prosesi permainan
Pelatih membagi kelompok
Setiap kelompok mendapat kertas double folio sebanyak jumlah peserta dalam kelompok itu.
Dalam waktu 15 menit bahan yang telah diberikan harus dibentuk sesuai dengan keinginan kelompok
Ketentuannya produk itu harus setinggi mungkin dan tidak boleh mempergunakan peralatan lain selain yang diberikan.
Ketentuan berikutnya selama bekerja tidak ada yang boleh bicara tapi
dapat berkomunikasi dengan gerak-gerik atau bahasa isyarat, mimik dan
bunyi-bunyian.
Amati cara kerja kelompok
Pelatih mempersilahkan memulai kerja selama 15 menit
Setelah 15 menit selesai, semua harus berhenti dan masing-masing kelompok meletakkan hasil karyanya ditengah ruangan.
Setiap peerta diberi kesempatan untuk memberikan reaksi atas
produk-produk itu, mengungkapkan perasaan dan pendapat secara bergantian
Kemudian Pelatih meminta seluuh peserta membentuk lingkaran besar dengan mengadakan evaluasi
Pelatih menyimpulkan hasil permainan itu dalam pokok bahasan materi
Pelatih menutup acara.
Teknik Diskusi dan Persidangan
a. Pokok bahasan :
Pengertian, tujuan dan macam-macam diskusi dan persidangan
Etika diskusi dan persidangan
Perangkat dan teknik diskusi dan persidangan
Teknik menciptakan diskusi dan persidangan yang produktif
b. Tujuan :
Memahami pengertian, tujuan, macam serta etika diskusi.
memahami perangkat dan teknik persidangan
Memahami bagaimana menciptakan diskusi yang produktif
Metode :
Brainstorming
Diskusi
Role Playing
Praktek diskusi dan sidang
Media :
Kertas plano
Spidol
Waktu :
Alokasi waktu 90 menit
f. Proses kegiatan :
1. Pelatih membuka acara dan menerangkan secara singkat tentang pokok
bahasan materi yang dilanjutkan dengan memperkenalkan nara sumber
kepada peserta.
2. Pelatih mengadakan brainstorming dengan cara menyampaikan beberapa
pertanyaan yang terkait dengan pokok bahasan, hal ini ditujukan untuk
mengukur tingkat pengetahuan peserta pada materi tersebut sebelum
pemateri menyampaikan materinya secara utuh. selanjutnya mempersilahkan
kepada nara sumber untuk menyampaikan materi, dilanjutkan dengan dialog.
3. Pelatih mengulas garis besar hasil dialog dan mengarahkan kepada kesimpulan
4. Selanjutnya untuk memperdalam materi, pelatih mengajak peserta untuk
melakukan suatu diskusi kelompok dengan membahas beberapa issue yang
disedikan oleh pelatih.
5. Selama dalam proses diskusi, pelatih memantau dan menilai mulai dari
bentuk diskusi, penataan model, jalannya diskusi, partisipasi anggota
diskusi dan peranan ketua kelompok diskusi dalam mengendalikan situasi
diskusi.
Setelah selesai, Pelatih memberikan ulasan tentang kelebihan dan
kekurangan dari masing-masing prosesi diskusi yang telah dipraktekkan
oleh masing-masing kelompok.
Selanjutnya pelatih memberikan saran-saran dan diakhiri dengan menutup acara.
Pengantar Studi Gender
Pokok Bahasan :
Pengertian dan tujuan studi gender
Perbedaan sex, gender dan feminisme
Pengertian sex role, gender role, gender stereotype
Bentuk-bentuk ketidakadilan gender
Tujuan :
Mengerti dan memahami gender, sex dan feminisme
Mengetahui aliran-aliran feminisme
Metode :
Brainstorming
Diskusi
Ceramah dan dialog
Media :
OHP
Kertas plano dan spidol
Waktu :
Alokasi waktu 60 menit efektif
Proses kegiatan :
1. Pelatih membuka acara kemudian memberikan penjelasan singkat tentang pokok bahasan materi studi gender.
2. Pelatih membacakan biodata narasumber, selanjutnya mempersilahkan narasumber menyampaikan materi.
3. Pelatih memandu dialog atau curah pendapat.
4. Pelatih menyimpulkan materi studi gender dan hasil dialog, kemudian mempersilahka nara sumber meningalkan ruangan.
5. Pelatih memandu diskusi tentang pendalaman materi, sebelum itu Pelatih membagi peserta dalam 4 kelompok.
Pelatih memandu merumuskan hasil diskusi kelompok dengan metode curah pendapat yang ditulis pada papan plano.
7. Pelatih menutup acara
16. Studi Problematika Pendidikan di Indonesia
a. Pokok bahasan :
1. Komponen-komponen pendidikan (peserta didik, pendidik,materi, metode, tujuan)
2. Sistem pendidikan nasional
3. Problematik pendidikan di Indonesia
b. Tujuan :
1. Memahami komponen-komponen pendidikan
2. Memahami system pendidikan nasional
c. Metode :
1. Brainstorming
2. Ceramah dan dialog
d. Media :
1. OHP
2. Kertas plano dan spidol
e. Waktu :
Alokasi waktu 60 menit efektif
f. Proses kegiatan :
1. Pelatih membuka acara dan menerangkan secara singkat tentang pokok
bahasan materi yang dilanjutkan dengan memperkenalkan nara sumber kepada
peserta.
2. Pelatih mengadakan brainstorming dengan cara menyampaikan beberapa
pertanyaan yang terkait dengan pokok bahasan, hal ini ditujukan untuk
mengukur tingkat pengetahuan peserta pada materi tersebut sebelum
pemateri menyampaikan materinya secara utuh. selanjutnya mempersilahkan
kepada nara sumber untuk menyampaikan materi, dilanjutkan dengan dialog.
3. Selesai dialog, pelatih mengulas secara garis besar hasil dialog dan mengarahkan pada kesimpulan.
4. Pelatih memberikan saran-saran dan dilanjutkan dengan menutup acara.
17. Evaluasi
a. Pokok bahasan
Review dan evaluasi akhir penyelenggaraan latihan
Post test
Tujuan
1. Mampu mengorganisir dan mengungkapkan kembali pengalaman latihan
peserta sejak awal sampai akhir pelatihan, sehingga mengetahui kelebihan
dan kekurangan selama latihan berlangsung.
2. Mampu memberikan umpan balik dan kritikan terhadap proses
pelaksanaan latihan ini serta saran-saran mereka untuk perbaikan
pelaksanaan latihan di masa yang akan datang
c. Metode
Angket
Kuesioner
d. Media
Papan tulis white board dan spidolnya
Kertas plano dan spidolnya
Formulir isian evaluasi dan soal-soal post test
e. Waktu
90 menit efektif
f. Proses kegiatan
Pelatih membuka acara, kemudian memberikan penjelasan singkat tentang evaluasi pelatihan dan tujuannya.
Pelatih membagi peserta ke dalam beberapa kelompok diskusi, kemudian
masing-masing kelompok merumuskan beberapa kekurangan dan kelebihan dari
masing-masing sessi yang berkaitan dengan prosesi pelatihan, misalnya
infrastruktur pelatihan, materi, pelatih, metoda, nara sumber, peserta,
suasana, sistem kelekatan dll.
Hasil diskusi di tuangkan dalam kertas plano kemudian dipresentasikan oleh masing-masing kelompok.
Pelatih memandu untuk mengidentifikasi masing-masing permasalahan,
sehingga menjadi entry point bagi peserta di dalam menyelenggarakan
pelatihan berikutnya.
Selanjutnya pelatih menyimpulkan secara garis besar hasil diskusi.
Untuk melihat daya serap materi pelatihan selama proses pelatihan, maka pelatih memberikan post test kepada peserta.
Diakhiri dengan penutupan acara.
18. RENCANA TINDAK LANJUT
a. Pokok bahasan
1. Rencana tindak lanjut latihan
Rumusan strategi tindak lanjut untuk pengembangan kemampuan peserta
b. Tujuan
1. Menyadari pentingnya suatu tindak lanjut latihan sebagai bentuk
perwujudan dari pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang
diperolehnya selama latihan
2. Mampu menyusun suatu rencana tindak lanjut tentatif yang dapat dan mungkin dilaksanakannya pasca latihan pelatih
c. Metode
1. Angket
2. Diskusi
d. Media
1. Papan tulis white board dan spidolnya
2. Kertas plano dan spidolnya
3. Lembar rancangan kegiatan pasca latihan
e. Waktu
120 menit efektif
f. Proses kegiatan
Pelatih membuka acara, kemudian memberikan penjelasan singkat tentang
rencana tindak lanjut sebagai bentuk peningkatan pengalaman bagi
pelatih yang akan terjun memandu latihan di wilayahnya
Agar hasil rencana tindak lanjut tepat sasaran, maka sebaiknya rencana
tindak lanjut di buat forum segitiga yakni peserta, pelatih, dan
pimpinan struktural yang bersangkutan.
Selanjutnya forum diserahkan kepada pimpinan struktural yang
bersangkutan untuk bersama-sama melakukan rancangan kegiatan lanjutan
bagi peserta latihan.
Hasil pembahasan tersebut kemudian dituangkan dalam plano dan menjadi ketetapan kegiatan yang harus dilaksanakan
Pelatih memberikan penegasan secara garis besar atas hasil perumusan
rencana tindak lanjut, kemudian diakhiri dengan penutupan acara oleh
pelatih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar